
Gedung Auditorium Mubyarto, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, menjadi tempat pertukaran gagasan dalam Seminar Nasional bertajuk “Mewujudkan Inovasi Berdampak untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”, Jumat (13/6/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan 30 tahun Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan (MEP), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Salah satu pembicara utama dalam seminar tersebut adalah Bupati Ketapang, yang juga alumni MEP UGM angkatan 2022. Dalam pemaparannya, ia membagikan perspektif daerah mengenai tantangan dan peluang pembangunan ekonomi berkelanjutan, khususnya di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
“Seminar ini menjadi ruang strategis untuk menyampaikan visi pembangunan daerah. Kami mengusung pendekatan Pembangunan Berkeadilan untuk Kabupaten Ketapang Maju dan Mandiri, yang dilandasi strategi gotong royong,” ujarnya.
Bupati menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas sektor guna mendorong pemerataan pembangunan. Dalam presentasinya, ia memaparkan sejumlah poin utama terkait kondisi ekonomi daerah:
Kondisi Ekonomi: Ketapang mulai menunjukkan pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Meski demikian, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih berada di bawah rata-rata provinsi dan nasional, menandakan perlunya peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Tingkat kemiskinan dan pengangguran mengalami tren penurunan, namun masih perlu intervensi berkelanjutan.
Investasi Strategis: Perekonomian daerah didorong oleh investasi besar di sektor pertambangan dan perkebunan. Proyek strategis nasional seperti PT Ketapang Bangun Sarana (KBS) dan PT Borneo Alumindo Prima (BAP) menjadi motor penggerak. Namun, ia mengingatkan pentingnya prinsip keberlanjutan dan keadilan sosial dalam pengelolaan sumber daya alam.
Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur daerah meningkat signifikan. Meski begitu, beberapa wilayah perhuluan dan desa terpencil masih menghadapi tantangan akses jalan, listrik, dan jaringan telekomunikasi.
Strategi Gotong Royong: Pemerintah daerah mengedepankan gotong royong sebagai pendekatan fiskal, dengan optimalisasi penerimaan pajak dan pengelolaan kekayaan daerah. Kemitraan dengan dunia usaha serta pelibatan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) turut diperkuat.
Pemerataan Pembangunan: Program prioritas mencakup sektor pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, dan penanganan stunting. Rencana pemekaran daerah otonomi baru (DOB) juga diusulkan sebagai solusi percepatan pemerataan.
Seminar ini turut menghadirkan sejumlah pembicara nasional, antara lain Ir. Budi Prasodjo, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Masyarakat Profesi Penilai Indonesia; Dr. Drs. Horas Maurits Panjaitan, Sekretaris Ditjen Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri; dan Prof. Putu Mahardika Adi Saputra, Guru Besar FEB Universitas Brawijaya.
Diskusi dipandu oleh Prof. Wihana Kirana Jaya, Guru Besar FEB UGM, yang juga menjadi moderator dalam seminar ini. Seluruh rangkaian acara berlangsung dinamis dan sarat gagasan strategis untuk masa depan ekonomi berkelanjutan Indonesia.
